Sejak berita pandemi muncul, penggunaan teknologi meningkat lebih dari biasanya. Hal ini bisa dilihat ketika pelajar melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hal ini tidak dapat terhindari. Karena apabila bertatap muka secara langsung (luring) akan menimbulkan resiko penyebaran covid-19 lebih cepat. Sehingga diberlakukan sistem pembelajaran secara daring guna menghambat penyebaran covid-19.
Penggunakan media sosial semakin intens belakangan ini, tak lain faktor terbesarnya adalah covid-19. Teman yang biasa berkumpul dalam satu tempat duduk, sekarang hanya berkabar melalui aplikasi media sosial, seperti WhatsApp. Seminar diganti dengan Webinar, dan lain sebagainya.
Perkembangan Teknologi
Kemajuan teknologi merupakan hal yang tidak dapat dicegah karena perkembangan teknologi juga merupakan bagian dari perkembangan ilmu pengetahuan. Inovasi-inovasi yang hadir diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi manusia. Memberikan banyak kemudahan, juga sebuah cara baru dalam melalukan aktifitas manusia. Meskipun teknologi pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, namun demikian di sisi lain juga dapat digunakan untuk hal negatif.
Berdasarkan sejarah, manusia sejak dahulu sudah menggunakan teknologi, yaitu terknolgi sederhana. Misalnya pada kasus memetik buah dengan galah atau memecahkan kemiri dengan batu. Sehingga teknologi dapat disebut sebagai suatu cara untuk mempermudah manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan menggunakan alat dan akal.
Dampak dari perkembangan teknologi tidak selamanya menghasilkan produk yang positif. Namun di sisi lain, menimbulkan dampak yang negatif pula. Beberapa contoh perkembangan teknologi berdampak postif: memudahkan komunikasi jarak jauh, kemajuan sektor industri, dan lain-lain. Sedangkan untuk contoh dampak yang negatif antara lain: cybercrime, dan terorisme.
Pemuda harus mempelopori gerakan cerdas dalam bertindak dengan teknologi. Teknologi tidak dapat memberikan keputusan karena ia hanya sebatas alat yang diciptakan oleh manusia, sehingga manusialah yang harus mengambil keputusan dengan teknologi. Menggunakan teknologi untuk mempermudah kehidupan dan meminimalisir dampaknya. Akan tetapi bukan dengan alasan seperti ini kita terus menerus menggunakan teknologi. Sebab pada dasarnya manusia sebagai makhluk Allah memiliki alasan penciptaan atasnya, yaitu agar beribadah kepada Allah. Dunia ini hanyalah persinggahan sementara untuk menyiapkam bekal diakhirat nanti.
Pemuda Islam Saat Ini
Pemuda Islam sekarang cenderung tidak memikirkan dampak yang ditimbulkan dari perbuatannya. Mereka sadar akan dampak baik-buruknya namun mereka seakan bersikap acuh terhadap ini. Padahal teknologi yang berkembang dengan pesat perlu dibimbing dengan pengetahuan baik. Sehingga teknologi tidak menyebabkan banyak kemudharatan terhadap pemuda muslim tetapi banyak memberikan mashlahatnya.
Internet dan media sosial merupakan teknologi yang paling sering digunakan pemuda saat ini. Teknologi ini merupakan hal yang istimewa, menghubungan orang jauh dan bahkan saling bertukar informasi. Baik buruknya suatu teknologi berdasarkan masing-masing individu pengguna. Bahkan beberapa pemuda Islam mencoba mengikuti trend yang tidak islami. Namun di sisi lain pemuda Islam lainnya pun mengikuti trend hijrah ala media sosial.
Berbagai faktor yang dapat memicu jeleknya etika pemuda adalah kurangnya perhatian, pengawasan dari orang tua, kondisi keluarga yang tidak teratur, dan juga kurangnya pengetahuan agama. Selain dari faktor di atas, ada juga faktor stres karena menghadapi situasi yang sangat berat baginya sehingga dia menganggap situasi tersebut di luar kemampuan dirinya. Padahal pemikiran seperti itu harusnya tidak ada karena Allah sendiri tidak akan membebani makhluknya diluar kemampuannya (QS. Al-Baqarah [2]: 286).
Etika yang buruk tidak hanya berdampak kepada pemuda itu sendiri, akan tetapi berdampak juga terhadap keluarga, sekolah, bahkan lingkungan masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya sosok yang mengawasi dan memberikan perhatian, dimulai dari orang terdekat: keluarga, dan teman sebaya yang baik.
Mencegah Kejatuhan
Kemerosotan moral pemuda disebabkan oleh berbagai kondisi yang dialaminya, seperti pengangguran, pergaulan bebas, mental yang lemah, dan kurangnya rasa hormat terhadap orang tua, guru, atau orang yang lebih tua darinya. Akibatnya mereka melakukan berbagai tindakan negatif, berbuat keributan, melakukan pertikaian dan pelanggaran-pelanggaran di tempat lain.
Sedangkan kemajuan moral pemuda juga tidak serta merta ada, melainkan dengan adanya berbagai faktor juga seperti, dukungan keluarga, pergaulan baik, kekuatan mental, dan sikap sopan santun. Pemuda yang memiliki moral bagus hendaknya memiliki tekad untuk membantu meningkatkan pemuda yang moralnya merosot.
Infiltrasi budaya Barat juga merupakan hal yang perlu diperhatikan. Karena hal-hal seperti hedonisme dapat merusak moral pemuda Islam. Sebagai contoh seorang pemuda sangat menyukai foya foya, padahal Allah telah melarang untuk berlebih-lebihan apalagi boros. Orang boros adalah saudaranya setan. Dengan perkembangan teknologi dan informasi memang kita tidak dapat mencegah masuknya budaya Barat kepada masyarakat, akan tetapi kita bisa mencegah pemuda Islam agar tidak kebarat-baratan dengan teguh memegang ajaran Islam yang berlandaskan al-Quran dan sunnah.
Pemuda sekarang adalah pemimpin di masa depan. Pemuda merupakan aset yang mahal dan terpenting bagi kehidupan. Berdasarkan sejarah, pemuda memiliki peran yang sangat penting dalam proses perubahan suatu bangsa. Dalam diri pemuda terdapat amanat untuk memikul estafet kepemimpinan di masa yang akan datang menggantikan para pemimpin sekarang.
Peran Pemuda
Pemuda merupakan agent of change. Entah apakah perubahan menjadi lebih baik atau sebaliknya. Maka dari itu pemuda perlu diperhatikan perkembangan dan pola kehidupannya. Apabila pemuda mengalami kesulitan maka nasehatilah dan apabila pemuda memberikan dampak baik yang besar maka hargailah. Baik buruknya suatu bangsa di masa mendatang bergantung pada penerusnya, yaitu pemuda.
Setidaknya ada sikap yang harus dimiliki pemuda muslim di era sekarang, yaitu: pertama, membentuk individu muslim semaksimal mungkin, agar dapat membentengi diri dari segala informasi atau isu miring yang beredar dan agar mampu memilih dan memilah segala bentuk informasi. Kedua, amar ma’ruf nahi munkar, ini merupakan hal fundamental bagi muslim karena berdampak pada kemashlahatan masyarakat. Ketiga, memiliki kelompok persatuan umat muslim, hal ini dimaksudkan agar menjalin silaturahim dan membuat pergerakan dalam upaya dakwah komunitas.
Sekali lagi saya tegaskan, teknologi adalah pedang bermata dua. Pengambil keputusan dalam penggunaan teknologi adalah manusia itu sendiri, telebih kaum muda yang dipercaya akan menjaga nasib bangsa dan agama. Oleh karena itu pemuda harus mengambil peran dalam upaya pengendalian teknologi menjadi lebih banyak menghasilkan dampak positif, dan mengurangi dampak negatifnya.
Pada akhirnya, keputusan tetaplah dipegang oleh diri pemuda masing-masing. Sanggup tidaknya dia merupakan PR bagi kaum tua untuk memberikan pendampingan dan pengawasan. Beberapa pemuda bahkan fokus untuk mengembangkan kecerdasan intelektual saja, akan tetapi perlu diketahui bersama bahwa kecerdasan spiritual dan emosional juga tak kalah pentingnya dimasa sekarang ini.
Masa muda bukanlah masa yang panjang, akan tetapi masa muda merupakan masa emas dalam kehidupan manusia. Gunakanlah masa itu untuk mengembangkan pemikiran yang kritis dan progresif, kemandirian dalam bertindak serta kesadaran akan pentingnya menjaga kestabilan emosional dan spritiual merupakan jati diri pemuda yang sukses.
Editor: M. Bukhari Muslim



























Leave a Reply