Seiring pertumbuhan serta perkembangan anak dan zaman, banyak pemuda muslim sekarang yang akhlaq dan perilakunya menyalahi aturan agama Islam. Mereka banyak yang tidak memikirkan apakah dampak yang ia lakukan akan menimbulkan banyak kebaikan atau madharatnya. Di era globalisasi ini, dunia dipenuhi dengan berbagai macam teknologi yang canggih. Mulai dari teknologi yang menguntungkan sampai teknologi yang dapat menjerumuskan generasi muda ke dalam jurang kehinaan.
Salah satu contoh teknologi yang menjerumuskan generasi muda ke dalam jurang kehinaan adalah media sosial atau internet. Internet adalah salah satu faktor terbesar yang menyebabkan remaja muslim masuk ke jurang kehinaan. Remaja banyak yang mulai memiliki rasa ingin tahu yang berlebihan terhadap suatu hal yang baru. Dari media sosial pun banyak dari remaja yang mulai mengenal lawan jenis. Mulai dari berkenalan, hingga berpacaran. Apabila kita amati, di media sosial banyak remaja mem-posting foto-foto yang menampakkan auratnya sehingga mencuri pandangan dari lawan jenis. Hal tersebut banyak menimbulkan kerugian terhadap mental remaja.
Faktor Merosotnya Remaja Muslim
Adapun kelemahan etika pergaulan remaja saat ini dipicu oleh beberapa faktor di antaranya: Kurangnya perhatian atau pengawasan orang tua, keluarga yang kurang teratur sehingga tidak memperdulikan anak-anaknya, pergaulan bebas karena kurang kasih sayang orang tua, kurangnya pengetahuan agama. Dampak lain dari faktor tersebut diantaranya sikap remaja yang mulai tidak peduli dengan hal sekecil apapun dan tidak sopan terhadap hal-hal sepele contohnya tidak memberi salam atau kurang hormat terhadap orang tua, guru ataupun orang lain. Oleh karena itu perlu adanya pembatasan diri diawali dengan diri sendiri agar tidak terjerumus ke hal yang merugikan.
Dalam suatu acara tukar pandang antara Islam dan Nasrani di Lebanon tahun 1388 H, hadir sejumlah pakar dari dua Agama. Ustaz In’amullah Khan, sekretaris Mu’tamar Al-Islami dari Karachi mengatakan: “para pemuda kita adalah yang kita harapkan mengendalikan masa depan. Karena itu menjadi tugas generasi kita untuk memprogram mereka sehingga mereka mampu tampil sebagai generasi yang kokoh untuk memikul tanggung jawab masa depan.”
Pernyataan ini sangat benar, beliau lalu menjelaskan bahwa Islam adalah suatu agama yang sejak awal sangat memperhatikan akhlak. Dan menempatkan generasi tuanya sebagai pelopor yang dibebani tanggung jawab untuk mendidik dan mengarahkan para pemuda pada jalan yang positif. Baik melalui upaya kata maupun keteladanan sikap secara konkrit. Al-Qur’an, sunnah Nabi dan sejarah Islam, selalu mengungkap tentang pendidikan akhlak yang perlu dihujamkan kepada anak sejak masih kecil dan terus diawasi sampai anak berusia remaja.
Kehidupan di masa muda sangat berarti bagi setiap kehidupan manusia. Karena kelak akan dipertanggungjawabkan di akhirat. Tidak ada pemuda yang mendapatkan naungan ilahi selain yang senantiasa menghambakan dirinya kepada Allah. Rasulullah saw menegaskan tentang beberapa hal yang harus dilakukan guna membimbing kepribadian para pemuda.
“Hai para pemuda, barang siapa kuasa beristri hendaklah segera berumah tangga untuk menjaga kehormatan. Tapi barang siapa tidak kuasa melakukannya, hendaklah berpuasa untuk menjadi penawarnya.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Pemuda Harapan Masa Depan
Syeikh Yusuf Al-Qardhawi seorang ulama besar Mesir kontemporer berkata, “Apabila ingin melihat suatu negara di masa depan, maka lihatlah pemudanya hari ini”. Hal ini menunjukkan bahwa generasi muda memiliki peranan besar dan penting bagi suatu bangsa. Terlebih di masa yang akan datang, kenapa? Karena generasi mudalah yang akan meneruskan estafet kepemimpinan dimasa yang akan datang untuk menggantikan para pemimpin yang sekarang.
Dengan demikian, sudah seharusnya para generasi pemuda islam tumbuh berkembang menjadi remaja yang berakhlakul karimah menjunjung tinggi ajaran islam namun tanpa meninggalkan ilmu ilmu dunia, yang seharusnya juga dikuasai oleh para pemuda islam. Teknologi boleh di asumsi akan tetapi bukan untuk ideologi. Dengan menyeleksi semua informasi dan teknologi maka pemuda bisa menggapai apa yang di cita-citanya baik untuk diri pribadi, bangsa maupun agama islam.
Dengan begitu islam dapat terus berkembang mengikuti zaman dan dapat memberikan rasa rahmat kepada sesama. Sehingga islam bukanlah hanya sekedar ajaran melainkan agen perubahan kearah yang lebih baik terhadap manusia. Pemuda harapan bangsa dan agama, tongkat estafet pendahulu ada pada diri kita.



























Leave a Reply