“Barangsiapa menguraikan Al-Qur’an dengan akal pikirannya sendiri dan merasa benar, maka sesungguhnya dia telah berbuat kesalahan”. (HR. Ahmad)
Pada era sekarang sudah banyak kita dapati berbagai macam propaganda dengan cover yang benar. Namun dalam esensi begitu sangat keliru. Salah satunya propaganda yang mengajak kembali kepada al-Qur’an dan hadis. Sebenarnya secara cover itu bukan hal yang salah. Namun secara esensi cara mereka yang memahami yang membuat keliru.
Propaganda kembali kepada al-Qur’an dan hadis merupakan cara yang begitu efektif dalam membuat kita keliru memahami agama. Karena modal yang digunakan dalam propaganda ini merupakan sumber pokok hukum Islam yaitu al-Qur’an dan hadis. Konten propaganda tersebut berhasil mengelabui orang-orang yang baru mempelajari ilmu agama atau dalam bahas kekiniannya “orang yang baru hjijrah”.
Penulis tidak bermaksud untuk menolak ajakan yang semacam itu. Tetapi perlu untuk digarisbawahi dalam memahami al-Qur’an dan hadis itu tidak cukup hanya mengerti makna teks atau dengan membaca terjemahannya saja. Kita dapat melihat betapa banyak orang-orang yang baru mempelajari agama namun sudah ahli dalam membid’ahkan orang lain.
Mereka memahami hadis dan memaknainya tanpa melihat bagaimana kaidah-kaidah mempelajari hadis, bagaimana ilmu asbab-al-Wurud dan lain sebagainya. Mereka memahami al-Qur’an secara tekstualis. Namun membid’ahkan suatu golongan yang memahami al-Qur’an dengan berbagai macam ilmu tafsir.
Padahal dalam memaknai al-Qur’an setidaknya ada 17 ilmu yang harus dikuasai agar bisa memahaminya dengan benar dan tidak serampangan. Berikut beberapa ilmu yang penulis rangkum. (Yusuf, hlm 122)
1. Ilmu Mawathin al-Nuzul.
Ilmu ini menerangkan tempat-tempat turunnya ayat, masanya, awal dan akhirnya. Banyak kitab yang membahas ilmu ini. Diantaranya ialah Al-Itqan, karya dari al-Suyuthi. Dengan memahami ilmu ini, kita bisa memahami ayat al-Qur’an tanpa keraguan padanya. Karena makna suatu ayat dapat ditemukan dengan menyesuaikan keadaan pada zaman Nabi ketika itu.
2. Ilmu Tawarikh al-Nuzul.
Yaitu ilmu yang menerangkan dan menjelaskan masa turun ayat, tertib turunnya, satu demi satu, dari awal turun hingga akhirnya, dan tertib turun surat dengan sempurna.
3. Ilmu Asbab al-Nuzul.
Yaitu ilmu yang menerangkan sebab-sebab turun ayat. Diantara kitab yang menjelaskan hal ini ialah Lubab al-Nuzul karangan al-Suyuthi.
4. Ilmu Qira’at.
Yaitu ilmu yang menerangkan rupa-rupa qira’at (bacaan al-Qur’an yang diterima dari Rasulullah). Seindah-indah kitab untuk mempelajari ilmu ini ialah kitab al-Nasyr Fi Qira’at al-Asyr, tulisan Ibnu Jazary.
5. Ilmu Tajwid.
Ilmu yang menerangkan cara membaca al-Qur’an, tempat mulai dan pemberhentiannya, dan lain-lain yang berhubungan dengan itu.
6. Ilmu Gharib al-Qur’an.
Ilmu yang menerangkan makna kata-kata yang ganjil yang tidak terdapat dalam kitab-kitab biasa, atau tidak terdapat dalam percakapan sehari-hari. Ilmu ini menerangkan makna kata-kata yang halus, tinggi, dan susah dipahami.
7. Ilmu I’rabil Qur’an.
Ilmu yang menerangkan baris al-Qur’an dan kedudukan lafal dalam ta’bir (susunan kalimat). Di antara kitab yang memenuhi kebutuhan dalam membahas ilmu ini ialah Imla al-Rahman, karangan Abdul Baqa al-Ukbary.
8. Ilmu Wujuh wa al-Nazhair
Yaitu ilmu yang menerangkan kata-kata al-Qur’an yang banyak arti; menerangkan makna yang dimaksud pada satu-satu tempat. Ilmu ini dapat mempelajari dalam kitab Mu’tarak al-Aqran karangan al-Suyuthi
9. Ilmu Ma’rifat al-Muhkam wa al-Mutasyabih.
Ilmu yang menyatakan ayat-ayat yang dipandang muhkam dan ayat-ayat yang dianggap mutasyabih. Salah satu kitab mengenai ilmu ini ialah al-Manzhumah al-Sakhawiyah, susunan Imam al-Sakhawy.
10. Ilmu Al-Nasikh wa Al-Mansukh.
Yaitu ilmu yang menerangkan ayat-ayat yang dianggap mansukh oleh sebagian mufassir. Untuk mempelajari ilmu ini dapat dibaca kitab al-Nasikh wa al-Mansukh, susunan Abu Ja’far al-Nahhas dan Al-Itqan karangan al-Suyuthi
11. Ilmu Bada’i Al-Qur’an.
Ilmu yang membahas keindahan-keindahan Al-Qur’an. Ilmu ini menerangkan kesusasteraan Al-Qur’an, kekayaan dan ketinggian-ketinggian balaghah-nya. Untuk ini dapat juga dibaca kitab Al-Itqan karangan al-Suyuthi)
12. Ilmu I’jaz Al-Qur’an.
Yaitu ilmu yang menerangkan kekuatan susunan tutur al-Qur’an. Sehingga ia dipandang sebagai mukjizat yang dapat melemahkan segala ahli bahasa Arab. Kitab yang memenuhi keperluan ini ialah I’jaz al-Qur’an, karangan al-Baqillany
13. Ilmu Tanasub Ayat al-Qur’an.
Ilmu yang menerangkan persesuaian antara suatu ayat dengan ayat sebelum dan sesudahnya. Kitab yang memaparkan ilmu ini ialah Nazhmu al-Durar karangan Ibrahim al-Biqa’iy
14. Ilmu Aqsam al-Qur’an.
Yaitu ilmu yang menerangkan arti dan maksud-maksud sumpah Tuhan atau sumpah-sumpah lainnya yang terdapat di dalam al-Qur’an
Itulah beberapa ilmu memahami makna al-Qur’an yang penulis rangkum. Tentu kiranya bahwa penulis hanya memberikan gambaran dasar agar kita dapat menyelami leebih dalam tentang 17 ilmu diatas. Ketika kita sudah mahir dalam berbagai ilmu di atas tadi, maka kita baru pantas untuk memaknai al-Qur’an yang berdasarkan kepada ilmu bukan akal semata.
Penyunting: M. Bukhari Muslim























Leave a Reply