Adalah beliau seorang Al-Allamah Al-Muhaddits Syria yang mempunyai nama lengkap Syekh Muhammad Jamaluddin bin Muhammad Said bin Qasim bin Shaleh bin Ismail bin Abu Bakar yang lebih dikenal dengan Al-Qasimiy. Beliau lahir pada hari senin bulan Jumadil ‘ula, tahun 1283 H/ 1866 M, dan wafat pada sabtu bulan Jumadil ‘ula tahun 1332 H/ 1914 M. Beliau merupakan anak yang lahir dari kelurga yang bertakwa dan berilmu. Ayahnya bernama Abu Abdillah Muhammad Sa’id Abi Al-Khair. ia merupakan seorang sastrawan ternama dan juga seorang ahli fiqih.
Ayahnya mewarisi perpustakaan yang berisi banyak literatur keilmuan dari kakeknya. Dan, ayahnyalah yang mewariskan dan mengalirkan berbagai ilmu kepada al‐Qasimi, langsung dari sumbernya yaitu buku‐buku. Perlu diketahui, perpustakaan pribadi ayah al‐Qasimi memuat berbagai buku mengenai tafsir, hadis, fikih, bahasa, tasawuf, sastra, sejarah, usul fikih, sosial‐kemasyarakatan, olah raga, hukum perbandingan, filsafat, dan sejarah perbandingan agama (Imam Al-Qasimi, 2004:24).
Seorang Ulama Ototidak
Perpustakaan yang telah menjadi warisan. Buku-buku itu menjadi salah satu dukungan sang ayah untuk anaknya. Agar ia dapat mengkaji karya-karya para ahli hadis, ushul fiqih, fiqih, tasawuf, ilmu kalam, sastra baik yang klasik maupun yang komtemporer. Maka tak heran jika ia menjadi salah satu ulama yang mumpuni ilmunya, walaupun hanya belajar autodidak. Ia hanya belajar dan mengkaji buku-buku warisan orangtuanya tersebut.
Selain belajar autodidak, ia juga tak melepaskan dirinya dari pengaruh ulama lain. Seperti halnya Muhammad Abduh yang banyak mempengaruhi perkembangan intelektual al-Qasimiy. Setelah al-Qasimiy dan Muhammad Abduh saling mengenal satu sama lain, al-Qasimiy merubah gaya bahasa sajak yang telah lama ia gandrungi menjadi gaya bahasa prosa dalam karya tulisnya.
Al‐Qasimi memiliki pengaruh yang kuat dalam bidang pendidikan pada masa itu. Karena ia terkenal sebagai pakar dari berbagai cabang ilmu pengetahuan. Al-Qasimiy juga termasuk orang yang anti taklid dan menyerukan dibukanya pintu ijtihad. Sehingga pemerintah mendukung dan mendelegasikannya selama empat tahun, yaitu pada tahun 1308‐1312 H, untuk mengadakan perjalanan intelektual ke negara Suriah.
Kemudian beliau melanjutkan perjalanan ke Mesir dan mengunjungi Madinah. Namun, setelah kembali dari tugasnya, beliau dituduh mendirikan mazhab agama yang baru. Mazhab itu diberi nama mazhab al‐Jamalii. Maka pada tahun 1313 H beliau ditangkap oleh pemerintah dan diinterogasi. Akan tetapi, akhirnya beliau dibebaskan kembali. Setelah peristiwa penangkapan tersebut, al‐Qasimiy menetap di Damaskus. Beliau berdiam diri di rumahnya dan mengonsentrasikan diri untuk mengarang beberapa kitab serta mencurahkan perhatiannya terhadap ilmu pengetahuan sampai wafatnya.
Kesaksian Terhadap al-Qasimiy
Syeikh Rasyid Ridha melontarkan pujian kepada al-Qasimiy. Ia berkata tentang beliau; “Beliau adalah Allaamatu Syam yang langka pada hari ini. Mujadid ilmu‐ilmu Islam, penghidup sunnah dengan ilmu, amal dan pengajaran”. Pujian lain berasal dari Syeikh al‐Muhaddis Ahmad Syakir yang merupakan salah satu muridnya. Dia pernah berkata tentang gurunya itu, “Pada saat kami menginjak dewasa, kami yang sangat ingin berhias dengan ilmu yang benar, yaitu ilmu al‐Quran dan as‐Sunnah. Kami sangat gemar dengan kitab‐kitab para salafus-soleh serta kitab‐kitab yang sesuai dengan manhaj mereka dan orang‐orang yang datang setelah mereka yang berpegang teguh dengan petunjuk kenabian. Dan mereka mengikuti dalil yang sahih tanpa disertai taksub terhadap suatu pendapat dan hawa nafsu. Serta tidak pula hanya taqlid buta. Guru kami al‐Qasimi rahimahullah ialah orang yang pertama yang berjalan dengan manhaj yang lurus ini…” ujarnya.
Al-Qasimiy berguru kepada beberapa ulama, di antara guru‐gurunya yaitu sebagai berikut:
- Syeikh Abdurahman al‐Mishri, Imam al‐Qasimi belajar membaca al‐Qur’an kepada beliau.
- Syekh Rasyid, dari beliau Imam al‐Qasimi belajar Tauhid, Shorof, Nahwu, Mantiq, Arudh di Madrasah Dhahiriyah.
- Syekh Ahmad al‐Haulaniy, dari beliau Imam al‐Qasimi belajar ilmu Qira’at
- Syeikh Salim al‐Athar, dari beliau Imam al‐Qasimi belajar Tafsir al‐ Baidhawiy, Jamul Jawami, Muwattha, Mashabihu Sunnah, Jami’ as‐Shagir dan lain‐lain
- Dan masih banyak lagi.
Al‐Qasimi adalah seorang yang ahli dalam bidang tafsir, ilmu‐ilmu keislaman, dan seni. Selain itu, beliau juga menghasilkan beberapa karya di bidang lain. Seperti tauhid, hadis, akhlak, tarikh, dan ilmu kalam. Selain menulis beberapa kitab, al‐Qasimi juga mempublikasikan buah pikirannya di majalah‐majalah dan suhuf‐suhuf.
Karya-Karya al-Qasimiy
Total karya al‐Qasimi berjumlah 72 kitab. Di antara karya‐karya al‐Qasimi yaitu sebagai berikut:
- Mahaasin at‐Ta’wiil fii Tafsiir Al‐Qur’an Al‐Kariim.
- Dalaail at‐Tauhiid.
- Diiwaan Khithab.
- Al‐Fatawaa fii al‐Islaam.
- Irsyaad al‐Khalqi ilaa al‐’Amalii bi al‐Barqi.
- Syarh Luqathah al‐’Ajlaan.
- Naqd an‐Nashaaih al‐Kaafiyah.
- Madzaahib al‐A’rab wa Falaasifah al‐Islaam fi al‐Jin.
- Mau’izhah al‐Mu’miniin.
- Syaraaf al‐Asbath.
- Tanbiih ath‐Thaalib ilaa Ma’rifati al‐Fardli wa al‐Waajib.
- Jawaami’ al‐Adab fii Akhlaaq al‐Anjab.
- Ishlaah al‐Masaajid min al‐Bidaa’ii wa al‐’Awaaidi.
- Ta’thiir al‐Masyaam fii Maatsari Dimasyqi al‐Syaam.
- Qawaa’id at‐Tahdiits min Funuuni Mushthalaah al‐Hadiits.
- Tarjamah al‐Imaam al‐Bukhaarii.
- Bait al‐Qaashid fii Diiwaan al‐Imaam al‐Waliid as‐Sa’iid.
- Ikhtisaar al‐Ihyaa’.
- Dan lain‐lain
Demikianlah sekilas potret dari mufassir ternama yaitu Jamaluddin al-Qasimiy sang pengarang kitab tafsir Mahaasin at‐Ta’wiil fii Tafsiir Al‐Qur’an Al‐Kariim.
Referensi: Membahas Kitab Tafsir II oleh Drs. H. Yayan Mulyana, M.Ag.
Penyunting: M. Bukhari Muslim
























Leave a Reply